5.18.2013

Nabi Muhammad s.a.w. Pewaris agama Ibrahim a.s.


Nabi Muhammad s.a.w. bukanlah pencipta atau pembawa agama baru, tetapi penyambung dan penyambut dari agama nenek moyangnya Ibrahim, yaitu agama yang mengajarkan kepada kita agar selalu menyerahkan diri kepada Allah. Bukan agama kesukuan dan kedaerahan, bukan Yahudi maupun Nasrani, tetapi ISLAM, agama yang HANIF, lurus menuju satu tujuan yaitu Allah. Tidak musyrik, tidak mempersekutukan Allah dengan yang lain, karena hanya ada satu Tuhan, tiada yang lain kecuali Allah!

Firman Allah :

Q.S. Al-Baqarah : 135
وَقَالُوا۟ كُونُوا۟ هُودًا أَوْ نَصَٰرَىٰ تَهْتَدُوا۟ ۗ قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَٰهِۦمَ حَنِيفًۭا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah : "Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik".

 Q.S. Al-Baqarah : 136
قُولُوٓا۟ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَآ أُنزِلَ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ وَإِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ وَٱلْأَسْبَاطِ وَمَآ أُوتِىَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَآ أُوتِىَ ٱلنَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍۢ مِّنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُۥ مُسْلِمُونَ


Katakanlah (hai orang-orang mu`min): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

Q.S. Ali-`Imraan : 68
إِنَّ أَوْلَى ٱلنَّاسِ بِإِبْرَٰهِيمَ لَلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُ وَهَٰذَا ٱلنَّبِىُّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ۗ وَٱللَّهُ وَلِىُّ ٱلْمُؤْمِنِينَ


Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.
Q.S. Ali-'Imraan : 95
قُلْ صَدَقَ ٱللَّهُ ۗ فَٱتَّبِعُوا۟ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًۭا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.

Q.S. An-Nahl : 123
ثُمَّ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ أَنِ ٱتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًۭا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.


Begitu juga dengan ajaran asli yang dibawa nabi Musa a.s. dan nabi Isa a.s., semuanya sama satu rumpun, berasal dari ajaran yang dibawa nabi Ibrahim, yaitu tentang Kemahaesaan Allah. Seperti yang tercantum dalam Kitab Taurat (Perjanjian Lama, Kitab Keluaran Fasal 20, dari ayat 1-17), yaitu pokok dasar pertama dari "Hukum Sepuluh" ialah menyembah kepada Allah Yang Esa.
(1) Akulah Tuhan, Allahmu, yang telah menghantarkan kamu keluar dari negeri Mesir, dari dalam tempat perhambaan itu.
(2) Jangan padamu ada ilah lain di hadapan hadiratku. 
(3) Jangan diperbuat olehmu akan patung ukiran atau akan barang peta daripada barang yang dalam langit di atas, atau daripada barang yang di atas bumi di bawah, atau daripada yang di dalam air di bawah bumi.
Itulah pokok ajaran nabi ibrahim a.s. yang dilanjutkan Allah kepada nabi Musa a.s.. Dan itu juga sebenarnya dasar yang ditegakkan oleh nabi Isa a.s., tentang Keesaan Allah (Bacalah di dalam Injil Markus Fasal 12-31)
(28) Maka datanglah seorang ahli Torat. Setelah didengarnya bagaimana mereka itu telah berbelah-belah sedang diketahuinya, bahwa Yesus sudah memberi jawab yang baik, lalu ia pula menyoal dia, katanya: "Hukum yang manakah dikatakan yang terutama sekali?"
(29) Maka jawab Yesus kepadanya: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah olehmu hai Israil, adapun Allah Tuhan kita, ialah Tuhan Yang Esa."
(30) Maka hendaklah engkau mengasihi Allah Tuhanmu dengan sebulat budimu, dan dengan segala kuatmu."
(31) Dan yang kedua inilah: "Hendaklah engkau mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Maka tiadalah hukum lain, yang lebih besar daripada kedua hukum ini.

Jadi ajaran nabi Muhammad s.a.w., ajaran asli dari nabi Musa a.s. dan nabi Isa a.s. dan semuanya adalah dari satu rumpun belaka, yaitu berasal dari ajaran nabi Ibrahim a.s. tentang Kemahaesaan Allah. Kedatangan agama Islam bukanlah agama baru, melainkan lanjutan dari satu agama, yaitu ISLAM sejak nabi Adam, Nuh dan Ibrahim. Tidak ada agama lagi selain ISLAM.

Q.S. Ali-'Imraan : 19

نَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ ۗ وَمَا ٱخْتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

Q.S. Ali-'Imraan : 85
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَٰمِ دِينًۭا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ


Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

Wallahu'alam..

Comments
0 Comments