Apakah selama ini anda berfikir jika orang yang menonton pornografi hanya berakhir begitu saja atau mempunyai dampak pada kasus kriminal, khususnya pemerkosaan?
Tapi tahukah
anda jika dampak dari pornografi bisa mengakibatkan kerusakan otak layaknya
pada orang yang mengalami kecelakaan?
Ya,
menonton film porno dapat menyebabkan kerusakan pada otak, lebih tepatnya
kerusakan pada lima bagian otak (bagian lobus Frontal, gyrus Insula,
Nucleus Accumbens Putamen, Cingulated dan Cerebellum). Demikian disampaikan Elly Risman,
merujuk penelitian Dr Donald Hilton Jr, dokter ahli bedah syaraf dari Amerika
Serikat.
“Bila
tidak ditangani maka dapat mengakibatkan perilaku yang menimbulkan perbuatan
berulang-ulang terhadap pemuasan seksual,” katanya dalam Rakornas KPI 2013 di
Hotel Ayodya Nusa Dua Bali, seperti dilansir dalam situs KPI.
Hal tersebut sepertinyat tidak bisa dicegah dengan
menggunakan teknologi yang super canggih. Cara pencegahannya yang paling ampuh
adalah melalui keluarga.
Keluarga harus
memberi bimbingan seks dan pornografi secara tepat kepada anak agar si anak itu
sendiri tidak terlalu hobi untuk menonton video-video, melihat gambar atau
hal-hal lain yang berbau pornografi.
Selain itu,
dampak kerusakan pada otak tersebut dapat mengakibatkan penurunan konsentrasi
atau pemofuksan diri terhadap suatu hal. Jika hal tersebut terjadi pada remaja
yang masih mengemban bangku pendidikan, secara otomatis dia kehilangan focus untuk
belajar sehingga bisa berpengaruh dengan nilai dan cara berfikirnya di kemudian
hari.
Selain video
porno dan lain sebagainya, hal-hal yang dapat menurunkan daya fokus dan
konsenterasi lainnya adalah jejaring sosial seperi facebook, twitter dan lain
sebagainya.
Para pengguna
jejaring sosial yang sudah kecanduan tersebut akan mengalami lost focus ketika
dirinya dihadapi dengan suatu keadaan yang menurutnya membosankan seperti
belajar atau bersekolah.
Pikirannya cenderung
kesana kemari ketika ia diharuskan untuk fokus pada pelajaran. Hal itu
disebabkan karena otaknya telah terprogam dan terpengaruh dengan apa yang ada
di sosial media atau jejaring sosial tersebut.