4.04.2013

Video Porno Dan Jejaring Sosial Bisa Merusak Otak Manusia

Apakah selama ini anda berfikir jika orang yang menonton pornografi hanya berakhir begitu saja atau mempunyai dampak pada kasus kriminal, khususnya pemerkosaan?

Tapi tahukah anda jika dampak dari pornografi bisa mengakibatkan kerusakan otak layaknya pada orang yang mengalami kecelakaan?

Ya, menonton film porno dapat menyebabkan kerusakan pada otak, lebih tepatnya kerusakan pada lima bagian otak (bagian lobus Frontal, gyrus Insula, Nucleus Accumbens Putamen, Cingulated dan Cerebellum). Demikian disampaikan Elly Risman, merujuk penelitian Dr Donald Hilton Jr, dokter ahli bedah syaraf dari Amerika Serikat.

Bila tidak ditangani maka dapat mengakibatkan perilaku yang menimbulkan perbuatan berulang-ulang terhadap pemuasan seksual,” katanya dalam Rakornas KPI 2013 di Hotel Ayodya Nusa Dua Bali, seperti dilansir dalam situs KPI.

Hal tersebut  sepertinyat tidak bisa dicegah dengan menggunakan teknologi yang super canggih. Cara pencegahannya yang paling ampuh adalah melalui keluarga.

Keluarga harus memberi bimbingan seks dan pornografi secara tepat kepada anak agar si anak itu sendiri tidak terlalu hobi untuk menonton video-video, melihat gambar atau hal-hal lain yang berbau pornografi.

Selain itu, dampak kerusakan pada otak tersebut dapat mengakibatkan penurunan konsentrasi atau pemofuksan diri terhadap suatu hal. Jika hal tersebut terjadi pada remaja yang masih mengemban bangku pendidikan, secara otomatis dia kehilangan focus untuk belajar sehingga bisa berpengaruh dengan nilai dan cara berfikirnya di kemudian hari.

Selain video porno dan lain sebagainya, hal-hal yang dapat menurunkan daya fokus dan konsenterasi lainnya adalah jejaring sosial seperi facebook, twitter dan lain sebagainya.

Para pengguna jejaring sosial yang sudah kecanduan tersebut akan mengalami lost focus ketika dirinya dihadapi dengan suatu keadaan yang menurutnya membosankan seperti belajar atau bersekolah.

Pikirannya cenderung kesana kemari ketika ia diharuskan untuk fokus pada pelajaran. Hal itu disebabkan karena otaknya telah terprogam dan terpengaruh dengan apa yang ada di sosial media atau jejaring sosial tersebut.

Comments
0 Comments